![](en/images/title/Title_FulltextSearch.gif) |
|
|
|
|
|
Seks Dalam Perspektif Agama Buddha |
|
|
|
Author |
Priono (著)
;
Ismoyo, Tejo (著)
;
Pramono, Eko (著)
;
Poniman (著)
|
Source |
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
|
Volume | v.8 n.1 |
Date | 2022.07 |
Pages | 7 - 11 |
Publisher | STABN Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah |
Publisher Url |
https://radenwijaya.ac.id/
|
Location | Wonogiri, Indonesia |
Content type | 期刊論文=Journal Article |
Language | 印尼文=Indonesian |
Keyword | Sex=Seks; Gender; Sexual Orientation=Orientasi Seksual; Buddhism=Agama Buddha |
Abstract | This study aims to explain the view of sex in the perspective of Buddhism. This research is a descriptive study with a literature review approach using the data obtained in the form of concepts from various general literature on sex that are relevant to the topics discussed. Although sex is genuine based on the natural instincts of all living things. There are different perspectives on sex in every religion. Buddhism also has its own perspective on sex, such as gender and sexual orientation. The results of the research obtained are how a monk and a nun view having sex as something that is considered to violate the rules of monkhood. A Pabbajita is prohibited from having sexual relations because it will result in being expelled from the monkhood.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pandangan seks dalam perspektif Agama Buddha. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan tinjauan pustaka dengan menggunakan data yang diperoleh berupa konsep-konsep dari berbagai literatur umum tentang seks yang relevan dengan topik yang dibahas. Meskipun seks merupakan asli berdasarkan naluri alami semua makhluk hidup. Ada perspektif yang berbeda tentang seks dalam setiap agama. Agama Buddha juga memiliki perspektif tersendiri tentang seks, seperti gender dan orientasi seksual. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu bagaimana seorang biksu dan biksuni memandang berhubungan seks sebagai sesuatu yang dianggap melanggar peraturan kebhikkhuan. Seorang Pabbajita dilarang melakukan hubungan seksual karena akan menyebabkan dikeluarkan dari status kebhikhuan. |
Table of contents | Abstrak 7 PENDAHULUAN 8 METODE 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 8 KESIMPULAN 11 REFERENSI 11 |
ISSN | 24067601 (P); 27456323 (E) |
DOI | https://doi.org/10.53565/abip.v8i1.482 |
Hits | 32 |
Created date | 2022.11.09 |
Modified date | 2022.11.09 |
![](en/images/logo/bg-btn-edit.png)
|
Best viewed with Chrome, Firefox, Safari(Mac) but not supported IE
|